Hubungan Kosakata dengan Menulis

Dian Nuzulia

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penguasaan terhadap kosakata adalah mutlak diperlukan oleh setiap pemakai bahasa, selain merupakan alat penyalur gagasan, penguasaan terhadap sejumlah kosakata dan dapat memperlancar arus informasi yang diperlukan melalui komunikasi lisan maupun tulisan. Misalnya seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan paling tidak ia telah memiliki tingkat penguasaan kebahasaan yang cukup memadai jika tidak komunikasi yang dilakukan tidak akan berjalan lancar dan sempurna.

Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) meliputi empat kemampuan, yaitu kemampuan menyimak, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Menulis surat merupakan salah satu kegiatan yang sangat kompleks yang ada hubungannya dengan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia, sebab dalam menulis surat itu seluruh pengetahuan dan pemahaman siswa tentang ejaan dan tanda yang harus dikuasai.

Di samping itu, dalam menulis surat kita harus menggunakan kata-kata dan kalimat yang jelas, misalnya menulis surat dalam lingkungan yang tidak resmi boleh menggunakan bahasa surat yang tidak baku. Lingkungan tidak resmi atau lingkungan santai, misalnya lingkungan keluarga dan pergaulan dengan teman. Sebaiknya untuk lingkungan resmi atau lingkungan kediknasan menggunakan bahasa yang resmi atau baku, misalnya pemerintahan kantor dan administrasi sekolah. Hal ini dikarenakan:

Dengan surat orang dapat memberitahukan, menanyakan, menyatakan, meminta, melapor, menyampaikan, buah pikiran kepada orang lain. Dengan surat orang dapat bekerja sama atau tolong menolong. Surat juga merintis persahabatan, membina hubungan yang telah ada, meningkatkan hubungan kerjasama, dan mempererat hubungan batin manusia (Arifin, 1987:1)

Berdasarkan pendapat di atas, surat sering digunakan orang sebagai alat untuk menyampaikan maksud secara tertulis kepada pihak lain. Surat dapat mempermudah hubungan berkomunikasi antar manusia dalam belajar berbahasa. Namun terkadang terjadi kesalahpahaman atau kekacauan penerimaan antar penulis surat dengan pembaca surat karena isi surat kurang dimengerti. Terlebih lagi penulis dalam menulis surat menggunakan kalimat-kalimat yang cenderung tidak berstruktur yang dapat mengganggu proses komunikasi. Dalam hal ini, penulis dituntut pandai dalam memilih kata-kata yang tepat dan efektif.

Oleh karena itu, seorang penulis harus menguasai sejumlah kosakata dalam berbahasa sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (1984:5) berikut ini:

…. tidak dapat disangkal lagi bahwa keterampilan berbahasa membutuhkan kosakata yang cukup. Dengan kata lain, kekayaan seseorang turut menentukan kualitas keterampilan berbahasa seseorang. Surat terdiri dari tiga bagian, yaitu: pembukaan, isi dan penutup. Selain itu, surat juga biasanya dilengkapi dengan nama kota, tanggal, alamat surat, kata pembuka, dan kata penutup.

Mengingat pentingnya penguasaan kosakata bagi keterampilan berbahasa seseorang khususnya dalam menulis surat, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari masalah di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah penguasaan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang?
  2. Bagaimanakah kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang?
  3. Adakah hubungan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

  1. Penguasaan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang.
  2. Kemampuan menulis surat resmi undangan OSIS, siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang.
  3. Hubungan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah yang dirinci sebagai berikut:

  1. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pengajaran kosakata dan menulis surat resmi.
  2. Bagi siswa, pengajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat pada umumnya, surat resmi pada khususnya.
  3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pengajaran kosakata dan menulis surat resmi.

1.5 Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti data yang terkumpul (Arikunto, 1998:67). Berdasarkan pengertian di atas, penulis mengajukan hipotesis yang selanjutnya akan diuji kebenarannya. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang.

1.1 Kriteria Pengujian Hipotesis

Setelah data terkumpul, maka data tersebut diolah sehingga hasil pengolahan data itu diambil kesimpulan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan untuk menentukan tingkat korelasi menggunakan kriteria sebagai berikut:

  1. 0,0 sampai dengan 0,2 korelasi sangat rendah
  2. 0,2 sampai dengan 0,4 korelasi rendah
  3. 0,4 sampai dengan 0,6 korelasi agak rendah
  4. 0,6 sampai dengan 0,8 korelasi cukup
  5. 0,8 sampai dengan 1,0 korelasi tinggi

(Arikunto, 1998:258)

Dalam penguasaan kosakata dan kemampuan menulis surat resmi bahasa Indonesia kriteria penilaian belajar tuntas, siswa dinyatakan berhasil apabila mendapat nilai 76-100 atau memiliki penguasaan 65% terhadap materi yang diajarkan, untuk menentukan hipotesis yang dikemukakan, penulis menggunakan kriteria penilaian yang diterbitkan oleh Depdikbud (1995:2) sebagai berikut:

TABEL RENTANGAN NILAI

Bentuk Kualitatif Bentuk Kuantitatif
Rentang 0-10 Rentang 0-100
Istimewa 10 96-100
Baik sekali 9 86-95
Baik 8 76-85
Cukup 7 66-75
Sedang 6 56-65
Kurang ≤ 5 ≤ 55

Berdasarkan kriteria penilaian di atas, siswa dikatakan mampu atau baik apabila rata-rata 65% atau lebih siswa sampel yang memperoleh nilai 76-100. Sebaliknya siswa dikatakan tidak mampu atau kurang dalam menguasai kosakata dan menulis surat resmi, jika memperoleh nilai kurang dari 65%.

Untuk menentukan tingkat hubungan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang, penulis terlebih dahulu menghitung besarnya koefisien korelasi (rxy) dengan memakai rumus korelasi Product Moment dengan taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%.

Selanjutnya, penulis akan menghitung r (koefisien korelasi antara kosakata dengan kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang) setelah harga r diketahui untuk uji hipotesis akan dibandingkan dengan tabel r product moment pada tarif 1% dengan ketentuan sebagai berikut.

  1. Ada hubungan yang berarti antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang, jika koefisien hitung lebih besar daripada koefisien tabel, maka hipotesis nihil, ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Jika r hitung > r tabel             tolak Ho diterima Ha

  1. Tidak ada hubungan yang berarti antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang, jika koefisien hitung lebih kecil daripada koefisien tabel, maka hipotesis alternatif ditolak, dan alternatif nihil diterima.

Jika r hitung < r tabel             tolak Ha diterima Ho

2.  LANDASAN TEORI

1.1 Pengertian Kosakata

Menurut KBBI (1998:527), kosakata adalah perbendaharaan kata. Sementara itu, keraf (1990:68) mengemukakan bahwa kosakata atau perbendaharaan kata itu tidak lain daripada daftar kata-kata yang segera kita ketahui artinya bila mendengarnya kembali, walaupun jarak atau tidak pernah digunakan lagi falam percakapan atau tulisan kita sendiri.

Pengertian kosakata yang lebih rinci lagi diberikan oleh Soejito (1992:1), yaitu:

Kosakata (perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut: (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis; (3) kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan; (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa kosakata atau perbendaharaan kata adalah daftar kata-kata yang dimiliki oleh seseorang dan dipakai dalam bidang ilmu pengetahuan.

1.2 Penggolongan Kata

Dalam kaitannya dengan pilihan kata (diksi), menurut Soejito (1992:39) kosakata dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Kata abstrak dan kata kongkret

Kata abstrak adalah kata yang mempunyai rujukan berupa konsep/pengertian, sedangkan kata konkret adalah kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera (dilihat, diraba, dirasa, didengar atau dicium).

Contoh:                Abstrak Konkret

demokrasi                                bermusyawarah, berunding

kaya                                         banyak uang, mobil, rumah

kemakmuran                            sandang, pangan dan papan

kerajinan                                  bekerja, belajar, membaca

2. Kata umum dan kata khusus

Kata umum adalah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus adalah kata yang sempit/terbatas ruang lingkupnya.

Contoh: 1. Umum : Ana suka memelihara binatang

Khusus : Ana suka memelihara kucing

2. Umum : Saya suka makan buah-buahan

Khusus : Saya suka makan apel dan mangga

3. Kata popular dan kata kerja

Kata popular ialah kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan masyarakat dalam komunikasi sehari-hari, sedangkan kata kajian adalah kata yang dikenal dan dipakai para ilmuwan/kaum terpelajar dalam karya-karya ilmiah. Kata kajian/ilmiah itu banyak diserap dari bahasa asing.

Contoh: 1. Populer : Isi kaleng ini 20 liter.

Kajian : Volume ekspor tahun ini melebihi tahun lalu.

2. Popular : Otak adalah bagian badan yang paling penting.

Kajian : Kata adalah unsur bahasa yang berperanan penting.

4. Kata baku dan kata non baku

Kata baku ialah kata-kata yang mengikuti kaidah/ragam bahasa yang ditentukan/ dilazimkan, sedangkan kata non baku ialah kata yang tidak mengikuti kaidah/ragam bahasa yang telah ditentukan/dilazimkan.

Contoh:                Baku Non Baku

Senin                                       senen

Kemarin                                  kemaren

Kaidah                                     kaedah

Apotik                                     apotek

5. Kata asli dan serapan

Kata asli adalah kata yang berasal dari bahasa kita sendiri, sedangkan kata serapan adalah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau bahasa asing.

Contoh:                Kata Asli Kata Serapan

Bahasa                                     strategi

Makan                                     moral

Lari                                          syukur

Tua                                          ton

1.3 Pengertian Surat Resmi

Surat resmi adalah surat yang dibuat oleh suatu badan perusahaan, organisasi atau instansi tertentu. Oleh sebab itu, surat ini dapat berupa surat niaga, surat sosial dan surat dinas (Arifin, 1980:6)

1.4 Fungsi Surat Resmi

Marjo (2000:11) mengemukakan fungsi surat resmi sebagai berikut:

  1. Bukti tertulis, yaitu sebagai bukti nyata sah yang lazimnya dikenal sebagai hitam di atas putih.
  2. Bukti historis, yaitu dapat dipakai untuk mengetahui dan menggali informasi bagaimana keadaan, cara pengelolaan administrasi dan cara pelaksanaan masa lalu.
  3. Alat pengikat, yaitu dapat dipakai untuk mengingat dan mengetahui surat-surat yang dikirim atau sudah diterima dalam suatu periode.
  4. Data organisasi, yaitu dapat mencerminkan keadaan mentalitas dan tata nilai pejabat, jawatan, kantor, lembaga, dan organisasi yang mengirimkan surat.

1.5 Tujuan Surat

Menurut Marjo (2000:20) bahwa tujuan surat sebagai berikut:

  1. Sebagai pemberitahuan
  2. Sebagai surat perintah
  3. Sebagai permohonan/permintaan
  4. Surat peringatan/teguran
  5. Surat laporan
  6. Surat perjanjian
  7. Surat keputusan
  8. Surat panggilan

1.6 Bentuk-Bentuk Surat Resmi

Menurut Suhendra (1995:66), bentuk-bentuk surat resmi ada dua macam yaitu bentuk lurus dan bentuk lekuk.

3.  METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Variabel

Variabel adalah yang dapat berubah atau faktor yang ikut menentukan perubahan (Salim, 1991:02). Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yang saling berhubungan, yaitu kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata sebagai variabel bebas (variabel x) dan kemampuan siswa dalam menulis surat resmi sebagai variabel terikat (variabel y).

1.2 Populasi dan Sampel

1.2.1 Populasi

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. (Arikunto, 1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang Tahun Ajaran 2010-2011 yang berjumlah 280 orang, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TABEL 2 POPULASI PENELITIAN

NO KELAS JENIS KELAMIN JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 II.1 19 21 40
2 II.2 17 23 40
3 II.3 18 20 38
4 II.4 21 19 40
5 II.5 19 21 40
6 II.6 17 22 39
7 II.7 18 22 40
JUMLAH 129 148 277

1.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikumto, 1998:117). Untuk menentukan sampel, peneliti berpedoman pada pendapat Arikunto “untuk sekedar ancar-ancar, apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya. Selanjutnya jika subjek lebih besar diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih……”

Sejalan dengan pendapat di atas, maka peneliti menentukan jumlah sampel sebesar 15%. Jadi sampel penelitian  x 277 = 41,55 (dibulatkan 42) orang siswa.

1.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan metode korelasi. Metode deskriptif adalah metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklarifikasinya, menganalisis dan menginterpretasikannya (Arikunto, 1998:147). Metode korelasi adalah metode yang dipakai untuk mendeteksikan sejauh mana variabel pada suatu faktor yang berkaitan dengan faktor yang lain berdasarkan koefisien korelasi (Arikunto, 1998:26). Dengan metode ini, penulis berusaha  untuk menggambarkan hubungan kedua variabel, yaitu penguasaan kosakata dan kemampuan menulis surat resmi.

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik berarti cara membuat atau melakukan sesuatu (Salim, 1991:156). Berdasarkan pendapat tersebut, penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik tes, angket dan wawancara. Teknik tes yang digunakan dalam bentuk tes objektif dan tes esai. Tes objektif terdiri atas dua puluh soal, sedangkan tes esai terdiri dari 10 butir soal yang berbentuk uraian berstruktur. Teknik angket tertutup yang digunakan dan terdapat 10 soal. Teknik wawancara yang dilakukan terhadap seorang guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, terutama yang mengajar di kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang.

1.5 Teknik Analisis Data

Analisis data tes kosakata terdiri dari dua macam, yaitu tes objektif dan tes esai. Untuk menghitung nilai siswa pada tes objektif digunakan rumus sebagai berikut. N =  x 100  (Ket: N (Nilai), B (Jumlah skor yang benar), S (Jumlah skor maksimal). Perhitungan akhir nilai tes objektif ditambah nilai tes esai lalu dibagi dua: N =  (Ket: N (Nilai akhir), N1 (Nilai tes objektif), N2 (Nilai tes esai).

Analisis hubungan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Palembang, dengan menggunakan rumus r product moment.

4.  PENUTUP

4.1  Kesimpulan

Penguasaan terhadap kosakata adalah mutlak diperlukan oleh setiap pemakai bahasa, selain merupakan alat penyalur gagasan, penguasaan terhadap sejumlah kosakata dan dapat memperlancar arus informasi yang diperlukan melalui komunikasi lisan maupun tulisan. Kosakata atau perbendaharaan kata adalah daftar kata-kata yang dimiliki oleh seseorang dan dipakai dalam bidang ilmu pengetahuan. Surat sering digunakan orang sebagai alat untuk menyampaikan maksud secara tertulis kepada pihak lain. Surat dapat mempermudah hubungan berkomunikasi antar manusia dalam belajar berbahasa.

4.2  Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis mengemukakan beberapa saran berikut ini.

  1. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pengajaran kosakata dan menulis surat resmi.
  2. Bagi siswa, pengajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat pada umumnya, surat resmi pada khususnya.
  3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pengajaran kosakata dan menulis surat resmi.

2 Komentar (+add yours?)

  1. Nano Purwanto
    Apr 30, 2011 @ 12:58:34

    terima kasih bagus sekali

    Balas

  2. dion
    Mei 05, 2011 @ 02:20:33

    Vielen Dank

    Balas

Tinggalkan Balasan ke dion Batalkan balasan